• +62251- 8328827

Rensta


Kata Pengantar
Rencana pembangunan daerah merupakan landasan dalam pelaksanaan
pembangunan yang disusun berdasarkan kondisi saat ini beserta dinamika
permasalahannya dan mimpi serta cita-cita di masa depan yang disesuaikan dengan
kemampuan sumberdaya yang dimiliki. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004
(UU 25/2004) tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional membagi
dokumen perencanaan pembangunan tersebut berdasarkan jangka waktunya, meliputi
Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) untuk periode 20 tahun, Rencana
Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) untuk periode lima tahun, dan Rencana
Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) untuk periode satu tahun.
Meskipun terbagi berdasarkan jangka waktu, pada prinsipnya perencanaan
pembangunan daerahmerupakan satu kesatuan yang harmonis yang mana RPJP
menjadi pedoman bagi penyusunan RPJM kemudian RPJM menjadi acuan dalam
dokumen lainnya. Kesatuan tersebut tidak hanya antara dokumen perencanaan
pembangunan daerah saja, tetapi juga satu kesatuan dengan rencana tata ruang
wilayah(RTRW) dan dokumen perencanaan pembangunan nasional. Kesatuan ini
akan membuat target pembangunan nasional, target pembangunan provinsi, dan
target pembangunan kabupaten/kota dapatdicapai secara sinergis. UU 25/2004 juga
mengamanatkan bahwa dokumen RPJM Daerah merupakan penjabaran dari visi,
misi, dan program Kepala Daerah. RPJM Daerah memuat arah kebijakan keuangan
Daerah, strategi pembangunan daerah, kebijakan umum, dan program Satuan Kerja
Perangkat Daerah (SKPD), lintas SKPD, dan program kewilayahan disertai dengan
rencana-rencana kerja dalam kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang
2
bersifat indikatif. RPJM Daerah ini selanjutnya menjadi acuan kepala daerah beserta
jajarannya dalam melaksanakan pembangunan di Kota Bogor pada periode 2015-
2019.
Dalam hal tersebut di atas, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Bogor
telah menyusun Rencana Strategis untuk jangka waktu 2015 – 2019. Renstra
Disparbud 2015 – 2019 berupaya memberikan informasi yang akuntabel dan
terpercaya manyangkut program dan kegiatan untuk mencapai target dan sasaran
pembangunan kebudayaan kepariwisataan dan kreatifitas yang dapat menggerakkan
ekonomi daerah.
Berpedoman dengan Renstra ini, seluruh satuan kerja di lingkungan Dinas
Pariwisata dan Kebudayaan akan menyelenggarakan kegiatan secara lebih sistematis,
konsisten, dan seimbang sehingga pencapaian kinerja rencana strategis yang telah
ditetapkan dapat dilaksanakan dengan baik
Pada kesempatan yang baik ini, kami menyampaikan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu penyelesaian Renstra Disparbud 2015 – 2019,
semoga kerja sama ini dapat ditingkatkan di masa yang akan datang dan semoga
Allah SWT membalas seluruh amal kebaikan kita dengan balasan yang baik pula.
Bogor,
Kepala,
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan
Kota Bogor
H. Shahlan Rasyidi, SE. MM
NIP.196307291985031009
3
BAB I
P E N D A H U L U A N
A. Latar Belakang
Kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke
generasi yang lain, mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial, norma
sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan
lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi
ciri khas suatu masyarakat.
Benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang
berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya polapola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lainlain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam
melangsungkan kehidupan bermasyarakat.
Kebijakan dalam pengembangan pariwisata pada suatu daerah tentunya
dengan melihat potensi yang ada sehingga dapat memberikan manfaat ekonomi,
sosial maupun budaya bagi masyarakat dan lingkkungannya. Manfaat ekonomi
sering menjadi alasan untuk mengembangkan pariwisata suatu wilayah, namun
pengembangan pariwisata yang tidak dilakukan dengan perencanaan dan
pengelolaan yang baik akan menimbulkan dampak negatif bagi suatu daerah dan
tentunya bagi masyarakat dan lingkungannya. Degradasi lingkungan, hilangnya
identitas dan integritas bangsa adalah beberapa contoh dampak yang sering
terjadi dibeberapa daerah. Pariwisata merupakan sektor yang menggerakkan
pertumbuhan sektor tersier dan sekunder di Kota Bogor. Dimana sektor tersebut
adalah merupakan sektor unggulan.
4
Objek wisata yang terdapat di Kota Bogor cukup banyak, mulai dari wisata
berbasis alam, berbasis ekonomi kreatif, berbasis sejarah, wisata kuliner, wisata
berbasis pendidikan, wisata rekreasi dan wisata Meeting, Incentive, Convention,
Exhibition (MICE) yang diindikasikan dengan pertumbuhan hotel.
Jika dilihat dari subsektor dari sektor perdagangan, hotel dan restoran,
maka yang berkontribusi adalah subsektor perdagangan besar dan eceran.
Sedangkan pada sektor industri pengolahan, subsektor yang berkontribusi adalah
subsektor tekstil, barang kulit & alas kaki. Pengembangan sektor unggulan
melalui industri unggulan dan ekonomi kreatif diharapkan dapat meningkatkan
kinerja perekonomian Kota Bogor.
Keunggulan industri kreatif yang dimiliki oleh Kota Bogor diantaranya
adalah fesyen, kuliner, dan lain-lain. Perkembangan industri kreatif khususnya
bidang feysen dan kuliner di Kota Bogor tidak dapat dipungkiri akibat dari
berkembangnya pariwisata di Kota Bogor. Pengembangan industri unggulan dan
ekonomi kreatif diharapkan dapat memfasilitasi pelaku industri kreatif, industri
kecil dan UMKM baik dalam pengembangan kapasitas sumberdaya pelaku,
maupun mengembangkan fasilitas pendukung seperti permodalan, sentra industri
kecil menengah dan lain-lain. Tantangan yang dihadapi dalam pengembangan
industri unggulan dan ekonomi kreatif ini adalah terancamnya keberlangsungan
usaha pelaku industri akibat produk impor.
5
B. Maksud dan Tujuan
Maksud penulisan Perencanaan Strategis adalah untuk memperjelas arah
yang ingin dicapai dan memenuhi kewajiban formal organisasi serta penyediaan
dokumen perencanaan dalam kurun waktu yang disesuaikan dengan
Perencanaan Strategis Pemerintah Kota Bogor.
Melalui konsep ini diharapkan terwujud kerangka konsep sebagai
pedoman dalam mengelola sumber daya yang ada secara efektif dan efisien.
Kerangka acuan ini juga dapat menjadi dasar mengembangkan perencanaan
dengan memperhatikan unsur waktu, sumber daya manusia, sumber daya sarana
dan prasarana, maupun sumber daya strategis yang lain dalam rangka
memprediksi strategi yang paling tepat dalam mencapai tujuan yang diharapkan
bersama.
C. Telaahan Renstra
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan membutuhkan faktor-faktor kunci
penentu keberhasilan pencapaian tujuan dan sasaran tersebut di atas yang
meliputi :
1. Kondisi Wilayah: Kondisi politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan dan
keamanan merupakan faktor penentu utama keberhasilan pelaksanaan
pembangunan kebudayaan dan kepariwisataan. Kondisi daerah yang baik
pembangunan kebudayaan dan kepariwisataan akan berjalan sesuai dengan
arah yang telah ditetapkan dalam rencana strategi pembangunan.
6
2. Fasilitasi: Peran utama Dinas Pariwisata dan Kebudayaan adalah sebagai
fasilitator pembangunan Kebudayaan dan Kepariwisataan serta industri
kreatif yang ada di Kota Bogor. dengan demikian, Dinas Pariwisata dan
Kebudayaan harus menjadi instansi terdepan yang mampu memberikan
kemudahan bagi tersedianya berbagai pedoman, norma, kriteria, standar dan
prosedur yang diperlukan, juga mampu memberikan dukungan, bantuan,
bimbingan arahan, dan upaya-upaya rintisan pengembangan Kebudayaan dan
Pariwisata bekerja sama dengan seluruh stakeholders.
3. Keterpaduan: Sebagai institusi pemerintah Daerah di bidang kebudayaan
pariwisata dan ekonomi kreatif, harus mampu memposisikan diri sebagai
pemandu (conductor) pencapaian keserasian pembangunan kebudayaan dan
pariwisata antar daerah dan antar stakeholders. faktor kunci ini kunci ini
sangat diperlukan untuk melaksanakan program dan kegiatan pembangunan
secara transparan, terkoordinasi, dan sinkron sehingga tercapai kesamaan
gerak dan langkah dalam pembangunan kebudayaan pariwisata dan ekonomi
kreatif di Kota Bogor.
4. Peningkatan Sumber Daya: Dinas Pariwisata dan Kebudayaan merupakan
elemen yang sangat penting menunjang pembangunan: seperti penggunaan
anggaran, pegawai (SDM), peraturan perundangan serta kelembagaan yang
memadai agar pelaksanaan pembangunan berjalan sesuai arah yang telah
ditentukan. Ketersediaan berbagai elemen ini akan memberi kemudahan
dalam melakukan berbagai upaya peningkatan baik bagi Disparbud, pihak
swasta maupun masyarakat secara luas.
7
B A B II
VISI DAN MISI
A. Struktur Organisasi
Dalam rangka pelaksanaan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004
tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004
tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah maka untuk
menyelenggarakan kewenangan yang telah diamanatkan oleh peraturan tersebut,
penyelenggaraan Pemerintahan secara umum di Kota Bogor mengalami
perubahan struktur.
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bogor dibentuk berdasarkan
Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor 13 Tahun 2008 tentang Organisasi
Perangkat Daerah, yang sebelumnya berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bogor
Nomor 13 Tahun 2004 tentang Organisasi Perangkat Daerah yaitu Dinas
Informasi, Kepriwisataan dan Kebudayaan dirubah oleh Peraturan Daerah
Nomor 13 Tahun 2008 menjadi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata,
menghilangkan bidang informasi dan telematika. Pada tahun 2015 ada
penambahan satu bidang lagi yaitu Bidang Ekonomi Kreatif dengan dilengkapi
dua seksi; Seksi Ekonomi Kreatif berbasis Seni dan Budaya, Seksi Ekonomi
Kreatif berbasis Media, Desain, dan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK).
6
KEPALA
DINAS
SEKRETARIA
T
KASUBAG
UMUM DAN
KEPEGAWAIAN
KASUBAG
KEUANGA
N
KASUBAG
PERENCANAAN
DAN
PELAPORAN
SEKSI SARANA
DAN
PRASARANA
EKONOMI
KREATIF
SEKSI
KEMITRAAN
DAN
PENGEMBANG
AN EKONOMI
KREATIF
SEKSI
PEMASARAN
EKONOMI
KREATIF
KABID
EKONOMI
KREATIF
KABID
SENI DAN
PERFILMAN
SEKSI
SENI TRADISI
SEKSI
SARANA DAN
PRASARANA
SENI DAN
FILM
SEKSI
PENGEMBANGA
N SENI
PERFILMAN
DAN
KELEMBAGAAN
KABID
KEBUDAYAAN
SEKSI
CAGAR BUDAYA
DAN
PERMUSEUMAN
SEKSI
PELESTARIAN DAN
PENGEMBANGAN
SEJARAH SERTA
NILAI
TRADISIONAL
SEKSI
PEMELIHARAAN
DAN
PENGEMBANGAN
SASTRA, BAHASA
SERTA AKSARA
SUNDA
KABID
PARIWISATA
SEKSI SARANA,
OBJEK DAN
DAYA TARIK
WISATA
SEKSI
PROMOSI
PARIWISATA
SEKSI APLIKASI
DATA, INFORMASI
DAN USAHA JASA
SARANA
PARIWISATA
STRUKTUR ORGANISASI
7
B. Visi dan Misi
Visi
Terwujudnya Bogor Sebagai Kota budaya yang berorientasi pada Industri
Pariwisata dan Industri kreatif
Misi
1. Mewujudkan pengembangan keragaman dan kualitas Seni budaya sebagai alat
promosi pariwisata.
2. Memfasilitasi pengembangan potensi sanggar seni budaya yang partisipatif dalam
melestarikan seni budaya
3. Membantu dan memfasilitasi pengembangan peran lembaga mitra Kebudayaan dan
Pariwisata dalam menunjang industri pariwisata.
4. Meningkatkan profesionalitas dan akuntabilitas lembaga kebudayaan dan
pariwisata berdasarkan standar nasional.
5. Memberdayakan peran komunitas seni dan peran serta masyarakat dalam
penyelenggaraan pengembangan kebudayaan dan pariwisata.
6. Serta industri kreatif guna menunjang tujuan wisata Kota Bogor
7. Mewujudkan ekonomi kreatif sebagai unsur pengembangan kebudayaan dan
kepariwisataan
Untuk mewujudkan visi dan misi diatas maka ditetapkan 6 (enam) nilai-nilai
yang menjadi dasar pelaksanaan Renstra Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota
Bogor tahun 2015 -2019 yaitu:
1. Mewujudkan aparatur di lingkungan Disparbud yang beriman, bertaqwa, berakhlak
mulia, mengembangkan toleransi antar umat beragama, mengembangkan
terwujudnya penghormatan terhadap martabat kemanusian, tanpa membedakan
8
latar belakang budaya, suku, ras, agama dan lain-lain, mewujudnya keseimbangan
antara hak dan kewajiban dalam perilaku kehidupan bermasyarakat sehingga nilainilai luhur budaya dihayati dan diamalkan;
2. Meningkatkan semangat persatuan, kerukunan, toleransi, kepedulian, dan tanggung
jawab sosial;
3. Mengembangkan organisasi sosial kemasyarakatan, dan
4. Mewujudkan mekanisme kontrol di dalam kehidupan bermsyarakat transparansi;
akuntabilitas,
5. Mewujudkan keadilan dalam distribusi pendapatan, sumberdaya pekonomian
penguasaan aset ekonomi, pelayanan umum, bagi seluruh lapisan masyarakat
membuka peluang yang lebih besar bagi kelompok ekonomi kecil,
6. Meningkatkan kualitas SDM pada bidang kebudayaan dan pariwisata, disiplin
kerja, pengembangan teknologi untuk menghadapi keragaman budaya Indonesia.
C. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah
Sasaran pengembangan Pariwisata dan Kebudayaan dalam Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Bogor Tahun 2015 – 2019
terbagi dalam 1 tujuan, yaitu:
1. Meningkatnya Kontribusi Sektor Pariwisata Dan Ekonomi Kreatif Untuk
Menunjang Perekonomian Masyarakat
a. Berkembangnya sektor kepariwisataan
b. Berkembangnya usaha masyarakat di sektor ekonomi kreatif
9
BAB III
STRATEGI
A. Analisis Lingkungan
Pada perumusan Perencanaan Strategis ini perlu dilengkapi hasil analisis
terhadap situasi yang ada sebagai alur pikir untuk melakukan upaya memperjelas
permasalahan yang dihadapi serta untuk merumuskan harapan-harapan yang mungkin
dapat diwujudkan.
Melalui studi analisis yang dilakukan secara partisipatif tentang kekuatan dan
kelemahan yang ada serta dengan memahami lebih jauh tentang tantangan maupun
peluang pada saat ini, mendorong berbagai pertimbangan alternatif program yang
memungkinkan untuk ditetapkan bersama.
Berikut ini analisis situasi terhadap lingkungan strategis yang menjadi kekuatan,
kelemahan, peluang dan ancaman, baik yang berasal dari lingkungan internal maupun
eksternal Dinas dengan menggunakan teknik analisis SWOT (Strength, Weakness,
Opportunity, Threat), dalam perspektif Disbudparekraf sebagaimana tabel berikut:
Strength (kekuatan) :
1. Lokasi perkantoran sangat strategis.
2. Struktur organisasi dan uraian tugas telah dipahami baik oleh seluruh personal
organisasi.
3. Rencana Kegiatan dan Anggaran dalam setiap tahun tersusun tepat waktu dan
tepat sasaran.
4. Kekayaan nilai budaya masyarakat Kota Bogor, yang bersumber pada
keanekaragaman, suku, bahasa, etnis, adat istiadat dan kekayaan nilai budaya
lainnya.
10
5. Potensi ekonomi pariwisata relatif besar dan menjanjikan untuk
meningkatkan lapangan usaha dan lapangan kerja, pemerintah berusaha
untuk memberikan kemudahan agar pengusaha tertarik untuk berusaha dibidang
pariwisata.
6. Kerjasama promosi kepariwisataan antara pemerintah, pemerintah daerah dan
swasta semakin erat seperti partisipasi pada bursa kepariwisataan, widyawisata
pengenalan (fam tour).
7. Adanya Peraturan Daerah Nomor 8 tahun 2004 Tentang Penyelenggaraan Usaha
Kepariwisataan Kota Bogor
Weakness (kelemahan):
1. Sarana dan Prasarana serta SDM Dinas kurang memadai.
2. Sistem pengelolaan data yang dapat menjadi dasar perencanaan kurang memadai.
3. Belum maksimalnya kegiatan pelestarian kekayaan budaya baik yang tangible dan
intagible seperti: sejarah, kepurbakalaan dan benda cagar budaya.
4. Masih lemahnya apresiasi dan kecintaan terhadap budaya dan produk dalam
daerah, antara lain karena kurangnya informasi.
5. Masih lemahnya peta dan sistem informasi kekayaan budaya berupa peta budaya
dan dokumen arsip nasional, dan kurangnya minat investor untuk
mengembangkan usahanya di bidang kepariwisataan.
6. Keterlibatan masyarakat dalam pembangunan pariwisata belum maksimal
khususnya di sekitar daya tarik wisata dan kawasan wisata.
7. Sarana: Gedung, sarana dan pasarana perkantoran, kurang memadai.
11
Opportunity ( Kesempatan )
1. Penyebaran budaya pariwisata serta ekonomi kreatif secara global dapat dilakukan
secara efektif dan efisien dengan memanfaatkan teknologi.
2. Peningkatan efektifitas pelayanan kebudayaan pariwisata serta ekonomi kreatif
melalui kerja sama dengan pihak eksternal.
3. Mengembangkan potensi pariwisata kota di sektor wisata pendidikan, wisata
kuliner, wisata ilmiah, wisata belanja, wisata ziarah dan sejarah.
4. Pendapatan Asli Daerah dari pajak sektor hotel, restoran dan hiburan naik setiap
tahunnya.
5. Bertambahnya jumlah sanggar-sanggar seni yang terdaftar dan ikut melestarikan
kebudayaan kota Bogor.
6. Potensi ekraf yang dapat digali lebih maksimal untuk menciptakan dan
meningkatkan jumlah kreator-kreator baru.
Threat ( Ancaman )
1. Pencitraan masyarakat terhadap dinas yang kurang baik dapat menghambat
kelancaran kerja sama.
2. Hubungan yang tidak harmonis dengan pihak eksternal dalam pengelolaan budaya
budaya dan ekonomi kreatif dapat menghambat dinamika kerja sama.
3. Kesenjangan penguasaan teknologi budaya pariwista dan sektor ekonomi kreatif
dapat meningkatkan ketidakpuasan publik.
12
B. Masalah Utama
Secara faktual Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Bogor dihadapkan kepada
masalah utama sebagai berikut:
1. Pengembangan Bogor sebagai kota wisata pendidikan, wisata kuliner, wisata
ilmiah, wisata belanja, wisata ziarah dan sejarah belum terfasilitasi secara terencana
dan terprogram.
2. Pengembangan budaya tradisional belum terintegrasi ke dalam potensi pada bidang
kepariwisataan, pendidikan, potensi ekonomi dan industri Kota Bogor.
3. Belum maksimalnya pemetaan potensi ekonomi kreatif di kota Bogor.
C. Potensi, Strategi dan Dampak
Kota Bogor mempunyai potensi untuk mengembangkan sektor kebudayaan, sektor
pariwisata serta sektor ekraf. Potensi-potensi itu antara lain :
1. Pendapatan Asli Daerah (PAD) sektor pajak dari jenis pajak hotel, pajak restoran
dan pajak hiburan terus meningkat setiap tahunnya.
Tabel 1
No. Jenis Pajak
Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi
1 Pajak Hotel 24,300,000,000 32,720,000,000 35,585,000,000 45,630,000,000 54,430,000,000 46,000,000,000 62,301,032,639 68,500,000,000 68,500,000,000 68,839,312,012
2 Pajak Restoran 34,850,000,000 42,070,000,000 44,600,000,000 55,250,000,000 66,500,000,000 73,500,000,000 73,150,000,000 94,500,000,000 93,860,000,000 101,088,093,424
3 Pajak Hiburan 11,812,000,000 14,164,300,000 14,810,000,000 16,071,000,000 16,821,000,000 17,500,000,000 19,000,000,000 22,000,000,000 20,000,000,000 23,923,993,195
JUMLAH 70,962,000,000 88,954,300,000 94,995,000,000 116,951,000,000 137,751,000,000 137,000,000,000 154,451,032,639 185,000,000,000 182,360,000,000 193,851,398,631
*Data Bapenda Tahun 2017
TABEL 35
DATA PENDAPATAN ASLI DAERAH SEKTOR PARIWISATA
2013 2014 2015 2016 2017
Berdasarkan data di atas, pada tahun 2017 sektor pariwisata merupakan
penyumbang PAD terbesar dari sektor pajak. Hal ini menandakan bahwa pariwisata
kota Bogor semakin berkembang.
13
0
1,000,000
2,000,000
3,000,000
4,000,000
5,000,000
6,000,000
2013 2014 2015 2016 2017
Wisatawan Nusantara
wisatawan Mancanegara
2. Potensi jumlah wisatawan yang berkunjung ke kota Bogor yang terus meningkat
setiap tahunnya, seperti dijelaskan dalam tabel berikut:
Tabel 2
2013 2014 2015 2016 2017
1 2 3 4 5 6 7 8
NUSANTARA 996,880 1,137,575 2429470 2,087,307 2,400,403
MANCA NEGARA 58,491 71,032 36,496.00 117,774 135,440
1,055,371 1,208,607 2,465,966 2,205,081 2,535,843
NUSANTARA 2,428,331 2,632,212 1,168,263 2,975,894 3,422,278
MANCA NEGARA 108,515 112,775 165,612 129,096 148,460
2,536,846 2,744,987 1,333,875 3,104,990 3,570,739
NUSANTARA 3,425,211 3,769,787 3,597,733 5,063,201 5,822,681
MANCA NEGARA 167,006 183,807 202,108 246,870 283,901
DATA PERKEMBANGAN KUNJUNGAN WISATAWAN KE KOTA BOGOR
NO JENIS USAHA JENIS WISATAWAN
TAHUN
3,799,841 5,310,071 6,106,582
JUMLAH
JUMLAH TOTAL 3,592,217 3,953,594
JUMLAH
JUMLAH
1 OBYEK WISATA
2 AKOMODASI
Sumber : Buku Data Pariwisata Kota Bogor tahun 2017
Gambar 2
Kunjungan Wisatawan
Sumber : Buku Data Pariwisata Kota Bogor tahun 2017
14
Pelepasan Wisatawan oleh Walikota Bogor
Pembentukan Kompepar Tingkat Kota
Berdasarkan data tersebut nampak bahwa jumlah wisatawan semakin tahun
semakin naik, hal ini sejalan dengan perkembangan dan pertumbuhan kota Bogor yang
semakin pesat. Kota Bogor merupakan salah satu kota tujuan wisata dan kota tujuan
kegiatan seminar, lokakarya dan kegiatan lainnya yang bersifat nasional, dan
internasional. Hal ini berhubungan sangat erat antara pertumbuhan jumlah wisatawan
yang datang ke kota Bogor dengan peningkatan jumlah Pendapatan Asli Daerah
(PAD) kota Bogor dari sektor pajak hotel, restoran, dan hiburan.
Strategi penyebaran informasi pariwisata sesuai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi baik melalui media elektronik maupun media cetak dalam
rangka memenuhi kebutuhan masyarakat yang berkembang dinamis. Media sosial
yang sekarang sedang booming juga dijadikan media untuk membantu penyebaran
informasi ini.
15
Dampak kunjungan pariwisata terhadap perekonomian kota Bogor yaitu industri
pariwisata menghasilkan pendapatan tambahan, pekerjaan, dan peningkatan standar
hidup masyarakat kota Bogor. Selain itu ada beberapa dampak positif lainnya, yaitu:
1) Membuka lapangan kerja bagi penduduk lokal di bidang pariwisata seperti: tour
guide, waiter, bell boy, dan lain-lain.
2) Dibangunnya fasilitas dan infrastruktur yang lebih baik demi kenyamanan para
wisatawan yang juga secara langsung dan tidak langsung bisa dipergunakan oleh
penduduk lokal pula. Seperti : tempat rekreasi, mall, dan lain-lain.
3) Mendapatkan devisa (national balance payment) melalui pertukaran mata uang
asing (foreign exchange).
4) Mendorong seseorang untuk berwiraswasta / wirausaha, contoh : pedagang
kerajinan, pemasok bahan makanan dan bunga ke hotel,dan lain-lain.
5) Meningkatkan pendapatan masyarakat dan juga pendapatan pemerintah.
6) Memberikan keuntungan ekonomi kepada hotel dan restoran. Contohnya,
wisatawan yang pergi berwisata bersama keluarganya memerlukan kamar yang
besar dan makanan yang lebih banyak. Dampak ekonomi langsung dapat
dirasakan oleh pedagang-pedagang di pasar karena permintaan terhadap
barang/bahan makanan akan bertambah.
16
Penerimaan Tamu dan Ekspos Potensi Pariwisata Kota Bogor
3. Potensi keanekaragaman seni budaya daerah yang ada di kota Bogor berupa produk
seni dan budaya daerah serta sejarah dan nilai-nilai tradisi dapat terus digali untuk
dilestarikan dan dikembangkan oleh Dinas Kebudayaan Pariwisata dan Ekonomi
Kreatif yang pada akhirnya dapat dimanfaatkan oleh masyarakat kota Bogor
sebagai sarana pengembangan diri, meningkatkan pendapatan ekonomi dan
aktualisasi diri. Aplikasinya dengan cara mendorong partisipasi keterlibatan
masyarakat untuk dapat turut serta melestarikan dan mengembangkan serta
memanfaatkan potensi produk seni budaya daerah yang ada di kota Bogor.
17
No. 2013 2014 2015
JUMLAH PARTISIPASI MASYARAKAT
TAHUN 2013- 2015
Partisipasi Masyarakat dalam
Pelestarian dan Pengembangan
Budaya 2.224 2.447 2.692
Partisipasi Masyarakat Kota
Bogor
Strategi membuat berbagai kegiatan, untuk mendorong tumbuhnya komunitas,
grup, perkumpulan, lingkung seni atau sanggar seni yang dikelola oleh masyarakat dan
memfasilitasi ruang ekspresi bagi para pelaku seni, seniman dan budayawan dalam
bentuk pergelaran kesenian dalam berbagai bentuk even. Hal ini berdampak pada
semakin meningkatnya jumlah sanggar – sanggar dan keikutsertaan masyarakat dalam
kegiatan pelestarian seni budaya kota Bogor. Peningkatan tersebut dapat dilihat dalam
tabel berikut:
Tabel 4
Sumber: Disbudparekraf tahun 2015
18
0
500
1.000
1.500
2.000
2.500
3.000
2013 2014 2015
Partisipasi
Masyarakat dalam
Pelestarian dan
Pengembangan
Budaya
Gambar 4
Jumlah Partisipasi Masyarakat
Sumber: Disbudparekraf tahun 2015
4. Berdasarkan analisis subsektoral unggulan ekonomi kreatif di Kota Bogor dapat
dilihat dari tiga pendekatan, yaitu berdasarkan jumlah perusahaan, berdasarkan
jumlah tenaga kerja yang terlibat dan berdasarkan jumlah produk yang dipasarkan.
Berdasarkan cetak biru rencana Pengembangan Ekonomi Kreatif (PEK) Indonesia
2009-2025 terdapat 14 subsektoral ekonomi kreatif, ditambah satu subsektoral
yaitu kuliner sesuai dengan rekomendasi Pemerintah Provinsi Jawa Barat, maka
berdasarkan data survei terdapat 5 subsektoral ekonomi kreatif yang memiliki
potensi untuk berkembang yaitu desain, fesyen, kerajinan, kuliner dan musik.
Pesatnya perkembangan usaha kuliner dan distro yang kemudian bisa tetap
eksis disaat krisis ekonomi menandakan bahwa warga bogor memiliki jiwa
kewirausahaan yang kuat. Jiwa kewirausahaan ini adalah potensi yang bisa
digunakan sebagai modal untuk memulai usaha kreatif menjadi enterpreuner
sejati dengan pembinaan oleh berbagai pihak yang punya komitmen agar
mereka berubah nasibnya menjadi pelaku ekonomi kreatif.
Jumlah perusahaan, data hasil survei menunjukan bahwa dari 30 sampel
perusahaan, subsektoral fesyen dan kerajinan merupakan subsektoral yang
memiliki jumlah paling banyak banyak yaitu masing masing 10 perusahaan atau
19
33,33% dari total. Selanjutnya disusul subsektoral kuliner dengan jumlah 7
perusahaan atau 23,33%, kemudian musik 2 perusahaan atau 6,67% dan paling
sedikit desain dengan jumlah satu perusahaan atau 3,33%. Berdasarkan data
diatas, maka secara umum dapat disimpulkan bahwa subsektoral fesyen dan
kerajinan merupakan subsektoral unggulan jika dilihat dari jumlah perusahaan
berdasarkan data survei, kemudian disusul kuliner sebagai subsektoral calon
unggulan. Perkembangan jumlah perusahaan berdasarkan jenis subsektoral dapat
dilihat pada tabel.
Tabel 5
Jumlah Perusahaan Berdasarkan Jenis Subsektoral Ekonomi Kreatif di Kota
Bogor, 2012
No Jenis Subsektoral Ekonomi Kreatif Jumlah %
1 Desain 1 3,33
2 Fesyen 10 33,33
3 Kerajinan 10 33,33
4 Kuliner 7 23,33
5 Musik 2 6,67
Total 30 100
Sumber: Data primer, 2012 diolah.
Jika dilihat dari jumlah tenaga kerja tetap yang terlibat di perusahaan berdasarkan
jenis subsektoral ekonomi kreatif, maka subsektoral kerajinan memiliki jumlah
tenaga kerja yang paling banyak yaitu 83 orang atau 39,34%,. Selanjutnya untuk
terbanyak kedua tenaga kerja tetap yaitu fesyen dengan jumlah 80 orang atau
37,91%. Kemudian terbanyak ketiga kuliner dengan jumlah 33 orang atau
15,64%, musik 12 orang atau 5,69% dan desain 3 orang atau 1,42%.
20
Tabel 6
Jumlah Tenaga Kerja Berdasarkan Jenis Subsektoral Ekonomi Kreatif di Kota
Bogor, 2012
No Subsektoral
Jumlah TK
Tetap %
Tidak
Tetap %
1 Desain 3 1,42 2 1,09
2 Fashion 80 37,91 126 68,48
3 Kerajinan 83 39,34 22 11,96
4 Kuliner 33 15,64 14 7,61
5 Musik 12 5,69 20 10,87
Total 211 100,00 184 100
Sumber: Data primer, 2012 diolah.
Namun jika dilihat dari jumlah tenaga kerja tidak tetap, jumlah terbanyak
adalah subsektoral fasyen dengan jumlah 126 orang atau 68,48%, disusul
kerajinan 22 orang atau 11,96%, music 20 orang atau 10,87%, kuliner 14 orang
atau 7,615 dan desain 2 orang atau 1,09%. Berdasarkan jumlah tenaga kerja tetap
dan tidak tetap, maka subsektoral ekonomi kreatif di Kota bogor yang memiliki
kontribusi terhadap penyerapan TK yang paling besar adalah subsektoral fesyen.
Pameran Ekraf Kota Bogor
Hasil analisis diatas maka diperoleh urutan prioritas strategi sebagai
berikut:
21
1) Menyediakan sarana dan prasarana pendidikan non formal berbasis industri
kreatif.
2) Penguatan kapasitas penguasaan teknologi dan kemampuan pemanfaatan
komputer di bidang industri kreatif.
3) Mendorong wirausahawan sukses untuk berbagi pengalaman dan keahlian
kepada masyarakat untuk menciptakan wirausahawan kreatif baru
4) Mendorong penciptaan produk kreatif yang mengintegrasikan budaya lokal
dan kecenderungan yang diminati oleh pasar di dalam daerah dan luar
daerah.
5) Memperluas jangkauan distribusi pemasaran produk kreatif Kota Bogor di
luar daerah.
6) Penciptaan database dan jejaring insan kreatif.
Perkembangan ekonomi kreatif yang sangat pesat dan tersebar dapat
menimbulkan berbagai. Secara umum dampak yang ditimbulkan adalah dampak
positif. Dampak dari pengembangan ekraf meliputi;
1) Memperluas lapangan kerja
2) Bertambahnya kesempatan berusaha
3) Meningkatkan pendapatan
4) Terpeliharanya kebudayaan setempat
5) Dikenalnya ekraf setempat oleh wisatawan.
22
BAB IV
INDIKATOR KINERJA
Pada bagian ini dikemukakan indikator kinerja SKPD yang secara langsung
menunjukkan kinerja yang akan dicapai SKPD dalam lima tahun mendatang sebagai
komitmen untuk mendukung pencapaian tujuan dan sasaran RPJMD.
Indikator kinerja SKPD yang mengacu pada tujuan dan sasaran RPJMD ini
ditampilkan dalam Tabel.
23
Kondisi
Kinerja pada
awal periode
RPJMD
Tahun 2014 2015 2016 2017 2018 2019
1
Jumlah Kunjungan
wisatawan
Jumlah wisatawan
yang berkunjung ke
kota Bogor per tahun
3,953,594 orang Jumlah wisatawan yang berkunjung
ke kota Bogor per tahun non kumulatif 4,348,953 4,783,849 5,262,234 5,788,457 6,367,303 6,367,303
orang
Jumlah wirausahawan ekonomi kreatif
yang produktif
non kumulatif
Satuan FORMULASI PENGHITUNGAN
Tipe
Perhitungan
Target Capaian Setiap Tahun
Jumlah wirausahawan
ekonomi kreatif yang
produktif
Jumlah wirausahawan
ekonomi kreatif yang
produktif
Sasaran Indikator Sasaran
194 57
INDIKATOR KINERJA UTAMA
128 141 253 164 944
Kondisi Kinerja
pada akhir periode
RPJMD
NO
2Rencana Strategis 2015-2019
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Bogor
24
LAMPIRAN
25
Objek-Objek Wisata Kota Bogor
26
Kebudayaan dan Peninggalan Bersejarah Kota Bogor
27
Potensi Ekraf Kota Bogor